Tuesday, July 29, 2014

PENGALAMAN CABUT GIGI GRAHAM BUNGSU DENGAN BPJS

Awalnya saya merasa sakit gigi pada tahun 2013 lalu dan sudah periksa sama dokter gigi, katanya gigi saya miring dan harus segera di oprasi, namun dokter gigi saya tersebut memberi antibiotik dan pereda nyeri, dan Alhamdulillah gigi saya tidak sakit lagi dan saya mengabaikan oprasi tersebut. Namun beberapa bulan lalu gigi saya sakit lagi, saya kira gusi saya bengkak, kemudian saya minum "cataflam 50" dan "amoxilin" sudah sembuh. Namun ketika bulan April gigi saya sakit lagi, saya minum catflam lagi sudah hilang sakitnya, namun beberapa jam lagi sakit lagi. Karena penasaran saya ke dokter gigi dekat rumah saya, dan ternyata benar analisis dokter gigi saya beberapa tahun muncul lagi, gigi graham saya tumbuh miring dan harus segera di oprasi. Tak puas dengan analisis dokter gigi tersebut, saya pergi ke dokter gigi yang sedikit jauh dari rumah saya, dan hasil analisisnya pun tetap sama, namun saya dianjurkan untuk ronsen gigi lokal terlebih dahulu.

Setelah melakukan ronsen lokal, akhirnya saya disarankan mencabut gigi graham saya yang dibagian kanan belakang. Dokter memberi tahu saya bahwa harga untuk oprasi gigi adalah Rp. 3juta, wow, saya kan masih mahasiswa, dengan dana sekian saya tidak mungkin sanggup membayarnya. Saya baru ingat kalau saya punya BPJS Mandiri, dan paginya saya ke puskesmas (faskes tingkat 1) dan dokter gigi puskesmas memberi saya surat rujukan ke RSUD Ibnu Sina Gresik. Buat kalian yang menggunakan BPJS saat rujukan, jangan lupa ya kalian harus menyiapkan berlembar-lembar fotocopy surat rujukan, ktp, dan kartu BPJSnya, karena memang harus mengikuti prosedur yang ada. Setelah diperiksa oleh dokter gigi di poli gigi tersebut, dan memang harus dioprasi, tapiiii.. ternyata RSUD Ibnu Sina tidak memiliki dokter gigi spesialis bedah mulut. Saya sangat kecewa, bagaimana tidak, di RSUD tidak ada dokter spesialis bedah mulutnya, dan alhasil saya dirujuk lagi ke RSUD Dr. Soetomo di Surabaya, jauh memang terpaksa saya harus meminta izin ke tempat kerja sambilan dan kampus.

Hari Jum'at, 16 Mei 2014
Saya berangkat dari rumah setelah shubuh dan sampai di RSUD Dr. Sutomo pukul 6.00 dan antri verivikasi BPJSnya.. buannyaak banget, saya saja mendapat nomor antrian ke 300. Pukul 8.00 saya sudah selesai, kemudian saya fotocopy lagi berkas rujukan,nomor rekam medis, ktp, dan bpjsnya saya bawa ke poli gigi, saya disuruh menunggu sebentar. Setelah dipanggil, saya diperiksa terlebih dahulu oleh dokter gigi umum yang usianya sekitar 40an, dan kata beliau kemungkinan gigi saya yang impaksi ada juga di bagian kiri. Kemudian beliau menyuruh saya masuk ke poli spesialis, dan diperiksalah saya oleh dokter gigi spesialis bedah mulut. Analisis beliau juga sama, kemungkinan ada gigi impaksi di atas atau di bagian kiri, saya disarankan melakukan ronsen panoramic. Setelah bolak balik ke Ruang radiologi dan Ruang Poli Gigi (karena butuh tandatangan dokter dan stempel poli gigi, ribet kan?) Diketahui bahwa gigi saya impaksi ada dua, di kanan bawah dan kiri bawah. Namun setelah diperiksa disarankan dokternya bahwa yang dioprasi kiri terlebih dahulu. Setelah mendapatkan jadwal oprasi (3 minggu setelah pemeriksaan) saya pulang dan diberi saran agar menyikat gigi dengan pasta gigi enzim dan kumur dengan  obat kumur apa saja.

4 Juni 2014
Tibalah oprasi gigi graham tersebut, sebelumnya saya ditensi darah, dan tekanan darah saya cukup tinggi (maklum takut) dokter gigi menunda beberapa menit, setelah sekitar 10 menit saya langsung dibawa ke ruang steril. Muka saya ditutup dengan kain hijau yang lubangnya hanya di mulut, kemudian gusi saya disuntik, mujlut saya diolesi obat bius. Rasanya bibir ini tebel dan sedikit mati rasa. Dokter yang menangani saya ada 2 yang satu dokter gigi umum (usianya sekitar 40an) dan dokter spesialis bedah mulut (yang usianya sekita 25, terlalu muda untuk usia dokter gigi spesialis).

Kemudian dimulailah oprasinya, selama saya di oprasi bibir saya rasanya diobok-obok, di bor, tidak terasa memang, namun terkadang efek biusnya habis dan berasa banget sakitnya. Setelah berlangsung sekitar 2 jam, saya lihat gigi saya terpotong menjadi empat bagian, gusi saya dijahit dan diberi kassa steril. Saya melihat dicermin, pipi sebelah kanan saya terlihat bengkak dan tembem. Saya dianjurkan meminum es krim dan mengompres pipi kanan dengan es batu agar pendarahannya berhenti. Alhamdulillah setelah 10 hari pipi saya sudah terlihat normal kembali, dan jahitan gusi, saya mendatangi dokter Puskesmas untuk membuka jahitannya. Namun, makanan yang saya konsumsi selama 2 minggu adalah bubur bayi, mie over matang, atau nasi lunak.

Nah, untuk pembaca, saran saya lebih baik segeralah mencabut gigi yang impaksi, karena kata dokter, kasihan gigi depannya, bisa berlubang dan terdorong ke depan bersamaan dengan gigi lain. Jangan bingung dan kecewa dengan alur BPJS yang mungkin membingungkan, tapi itulah prosedurnya. Sampai tulisan ini saya tulis, gigi saya sebelah kiri belum dioprasi dan menunggu oprasinya akhir bulan Agustus. Eits, jangan lupa selalu kontrol gigi setiap 6 bulan sekali ya. :)

#Review oprasi gigi impaksi BPJS